Kapok Bergabung Dengan Komplotan Klewang
TANJAKNEWS.COM, PEKANBARU -- Untuk remaja seusianya, Riki sudah punya "prestasi" tersendiri, ia sudah mengantongi predikat resedivis. Masuk jeruji besi ini adalah kali kedua bagi Riki Fernandes (16), tersangka kasus pencurian motor yang ditahan di Polsek Bukit Raya. Tahun 2012 lalu ia juga pernah ditangkap gara-gara perampasan motor yang membuatnya harus mendekam dalam penjara selama satu tahun dua bulan.
Kasus pertama ia melakukannya di wilayah hukum Polsek Tampan, sehingga ia diproses dan ditahan di sana. Sayangnya, walaupun sudah dijatuhi hukuman penjara 1,2 tahun, remaja yang hanya bersekolah hingga kelas 5 SD ini tak kapok-kapok.
Sejak merantau ke Kota Pekanbaru 4 tahun lalu, ia sudah menunjukkan karakternya sebagai remaja bengal. Selain hobi kumpul-kumpul dengan sesama remaja lain saat malam hari, ia juga sering ikut memalak orang-orang yang kebetulan lewat di hadapannya. Hampir setiap malam remaja asal Bangkinang ini menjalani kehidupan hura-hura.
Ia mulai bergabung dengan kelompok geng motor Klewang lantaran diajak oleh teman-teman sesama begadangnya di wilayah Tampan. Pertama kali bergabung ia sering diajak kumpul-kumpul di stadion Utama Riau, dimana selama ini kawasan tersebut sudah terkenal sebagai wilayah menakutkan bagi warga kota Pekanbaru. Sering kejadian warga yang melewati satadion menjadi sasaran tindak kejahatan anggota komplotan Klewang.
Bahkan seperti diakui Riki, sasaran empuk untuk dipalak atau motornya dirampas adalah jika ada pasangan muda-mudi yang pacaran di kawasan stadion.
“Mereka tidak tahu di sana ada anggota Klewang. Biasanya mereka ke sana agar bisa bebas pacaran. Mereka jadi sasaran kita,” tutur Riki.
Sebenarnya sejak selesai mejalani masa hukuman 1,2 tahun di Lapas Kelas II A, Gobah, Riki sudah bertekad untuk keluar dari jeratan pengaruh komplotan Klewang. Selepas penjara tahun 2013 lalu, ia mencoba bekerja sebagai pencucui motor di daerah Marpoyan.
“Gaji saya enampuluh ribu sehari. Ya cukup untuk makan dan beli rokok, termasuk menyewa kamar kos. Ada beberapa bulan saya bekerja. Tapi kadang-kadang kawan-kawan di stadion (anggota Klewang) masih sering menghubungi dan mengajak bergabung. Akhirnya saya bergabung lagi dengan anak-anak, ngumpul-ngumpul di stadion,” katanya bercerita.
Apa saja yang dilakukan saat kumpul-kumpul itu? Riki mengaku hanya ngobrol-ngobrol saja sambil merokok. Tapi ia tak membantah saat dikatakan padanya, mereka kumpul-kumpul juga sambil minum-minuman keras. Dari kumpul-kumpul tersebut memang diakuinya serin g tercetus ide untuk melakukan aksi. Bentuknya macam-macam, mulai dari konvoi di jalanan sampai mendatangi warnet untuk dipalak uangnya.
Anak keempat dari enam bersaudara ini menyadari lama-kelamaan ia makin terjerumus ke dalam komplotan Klewang. Berkali-kali ia mencoba menghindari kawan-kawannya di stadion agar bisa terbebas dari pengaruh mereka. Namun Riki mengaku kadang-kadang sulit untuk menghindar.
Ia sebetulnya rindu keluarganya di Bangkinang. Orangtuanya yang hanya tinggal ibunya selalu membuatnya ingin pulang. Tapi niat itu tak pernah kesampaian. Alasan Riki, ia kehilangan kontak nomor telepon (HP) sehingga ia tak pernah berkomunikasi lagi dengan keluarganya. Untuk pulang ke Bangkinang ia mengaku malu karena merasa dirinya belum sukses seperti orang lain.
Langkahnya menuju Bangkinang, rumah orangtuanya semakin jauh lantaran ia masih tak mampu mengendalikan nafsunya. Rabu 23 Januari lalu ia kembali ditangkap aparat polisi Polsek Bukit Raya karena terlibat pencurian sepeda motor. Sebuah sepeda motor milik orang yang ia sebut sebagai bencong, aku Riki karena ia ingin menguasai motor terebut dan menjualnya. Sayang, sebelum niatnya kesampaian, ia dicokok di kamar kosnya di daerah Marpoyan oleh personil polisi Polsek Bukit Raya.
"Sekarang saya benar-benar kapok ikut-ikut anak-anak Klewang. udah dua kali masuk jeruji besi, habis ini saya berjanji akan pulang ke Bangkinang. Mungkin saya harus menghindar dari Kota Pekanbaru ini agar tak ketemu lagi kawan-kawan lama itu. Mudah-mudah-mudahan nanti bisa terwujud," katanya berjanji. Wajahnya menunjukkan penyesalan yang mendalam. ***
.jpg)
