News Breaking
Live
update

Breaking News

Banjir Bandang November 2025 Terjang Banyak Wilayah di Sumbar

Banjir Bandang November 2025 Terjang Banyak Wilayah di Sumbar

Banjir bandang terjadi di kawasan jembatan kembar di Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kamis (27/11/2025) siang. [Ist]


PADANG (tanjaxNews) -- Cuaca ekstrem yang melanda Sumbar sejak Sabtu (22/11/2025) memicu bencana hidrometeorologi. Termasuk bencana banjir, tanah longsor, pohon tumbang, hingga banjir bandang di sejumlah daerah. Peristiwa ini menyisakan duka mendalam. 

Kerugian material dan kehilangan nyawa dialami warga di sejumlah kabupaten dan kota. Hingga Jumat 28 November 2025 dilaporkan beberapa wilayah masih merasakan dampaknya, baik tanah longsor maupun akses yang terputus.

Solok

Di Kabupaten Solok dilaporkan, banjir melanda Kecamatan Tanjung Harapan (Kelurahan Koto Panjang dan Nan Balimo) serta Kecamatan Lubuk Sikarah (Kelurahan Kampai Tabu Karambia, IX Korong, Aro IV Korong, Sinapa Piliang, VI Suku, dan Tanah Garam). 

"Berdasarkan pendataan sementara, tercatat 598 kepala keluarga atau 3.362 jiwa terdampak, dengan 224 unit rumah terdampak," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Jumat (28/11/2025).

Padang

Dari Padang dilaporkan, banjir yang meluas menyebabkan lebih dari 1.500 jiwa terpaksa mengungsi di kecamatan Pauh kota Padang.

Pemerintah Kota Padang menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana mulai 25 November hingga 8 Desember 2025.

Berdasarkan laporan kaji cepat BPBD Kota Padang, hingga hari ini telah tercatat pohon tumbang terjadi di 13 titik, tanah longsor di enam lokasi, banjir di 18 lokasi, serta satu kejadian banjir bandang yang tersebar di 11 kecamatan.

Bencana ini menyebabkan kerusakan yang cukup parah, termasuk dua rumah rusak berat, 61 rusak sedang, dan 17 rusak ringan, serta satu unit mushalla yang mengalami kerusakan berat.

Selain itu, dua petak sawah rusak akibat terendam banjir, akses warga terganggu karena jalan putus sepanjang 60 meter, dan delapan intake PDAM rusak sehingga 100.000 pelanggan kehilangan suplai air bersih. Total warga terdampak mencapai 27.138 jiwa atau 10.811 kepala keluarga.

Tanah Datar

Sementara di Kabupaten Tanah Datar juga dilaporkan banjir bandang cukup parah. Terparah terpantau di Malalo. Nagari Padang Laweh dan Guguak Malalo, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat, terisolir akibat banjir bandang setelah hujan lebat yang terjadi beberapa hari terakhir. Warga terdampak dievakuasi melalui jalur air menggunakan perahu di Danau Singkarak, Kamis (27/11/2025).

Kerusakan sementara di Nagari Padang Laweh Malalo meliputi 10 unit rumah rusak berat, 1 unit jembatan rusak ringan, dan 1 unit rumah ibadah rusak ringan, dengan jumlah pengungsi 1.043 jiwa.

Di Nagari Sumpur, tercatat 11 rumah hanyut, 9 rumah rusak berat, 10 rumah rusak sedang, 5 rumah rusak ringan, 1 jembatan rusak berat, 1 sekolah, 1 rumah ibadah, 1 irigasi, dan 4 unit hand tractor rusak, dengan jumlah pengungsi 331 jiwa.

Lalu di Nagari Guguak Malalo, kerusakan meliputi 9 rumah rusak berat, 6 rumah rusak sedang, 3 jembatan putus total, 1 jembatan rusak berat, 1 sekolah, 2 rumah ibadah, serta 8 saluran irigasi rusak. Jumlah pengungsi di wilayah ini tercatat 1.300 jiwa.

Pesisir Selatan

Di Kabupaten Pesisi Selatan, Berdasarkan laporan sementara Media Center Tanggap Darurat, sebanyak 4.256 unit rumah terendam, satu rumah dilaporkan terbawa arus, serta 21.280 jiwa terdampak. Satu korban jiwa juga dikonfirmasi meninggal dunia akibat bencana ini.

Kerugian sementara akibat banjir dan longsor diperkirakan mencapai Rp147,6 miliar. Sementara itu, dampak terhadap fasilitas umum, termasuk sekolah, rumah ibadah, dan jaringan jalan—masih dalam proses pendataan oleh tim gabungan. Banjir melanda wilayah luas dengan sebaran kerusakan paling signifikan berada di tujuh kecamatan.

Agam

Dari Kabupaten Agam, update terbaru, hingga Jumat (28/11/2025) pagi, jumlah korban banjir bandang di Malalak, Agam, Sumatera Barat, telah mencapai sembilan orang. Sebelumnya, dilaporkan dua orang ditemukan tewas akibat bencana yang menyapu daerah permukiman warga itu. 

"Update terakhir itu ada sembilan orang korban meninggal dunia di Agam," kata Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, dikutip dari Kompas.com, Jumat (28/11/2025).

Padang Pariaman

Kabupaten Padang Pariaman, banjir telah berdampak pada 10.575 warga dari 3.450 rumah sejak 22 November 2025. Satu orang dilaporkan hilang setelah jembatan Koto Buruak ambruk. Sebanyak 2.968 korban telah dievakuasi, dan pemerintah daerah mendirikan dapur umum serta layanan kesehatan. Banjir disebabkan meluapnya sungai akibat curah hujan tinggi, merusak fasilitas umum dan rumah warga di 11 kecamatan.

Pemkab Padang Pariaman, mencatat semenjak Sabtu (22/11) hingga Kamis (27/11) setidaknya 341 hektare sawah dan 100-an hektare lahan jagung di daerah itu terdampak bencana akibat cuaca ekstrem yang menerjang daerah itu dalam sepekan terakhir.

"Ada yang terkena banjir, longsor, dan terendam banjir. Petani gagal panen," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Padang Pariaman Yurisman di Parik Malintang, Jumat.

Ia menyebutkan total kerugian akibat bencana tersebut pada sektor pertanian khususnya padi dan jagung diperkirakan sekitar Rp13 miliar. Angka tersebut belum termasuk irigasi-irigasi yang rusak dan jenis tanaman lainnya yang terdampak.

Jembatan Koto Buruak di Kecamatan Lubuak Aluang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat ambruk karena tingginya debit air sungai.

Pasaman

Pasaman juga tak luput dari bencana banjir bandang. BPBD Pasaman Barat, Sumatera Barat, mencatat satu orang meninggal dunia serta 2.715 unit rumah dengan 2.322 jiwa terdampak banjir yang melanda daerah tersebut.

Sekretaris BPBD Pasaman Barat, Gustrizal, di Simpang Empat, Kamis, mengatakan pendataan dampak bencana masih berlangsung di lapangan oleh petugas.

“Dari 2.715 unit rumah itu, dua di antaranya hanyut terbawa banjir,” ujarnya.

Sebanyak 22 sekolah juga terdampak. Sementara itu, jumlah pengungsi mencapai 388 kepala keluarga. Kerugian sementara ditaksir sekitar Rp360 juta, terutama dari sektor pertanian dan perkebunan. Jumlah tersebut diperkirakan masih dapat berubah seiring pendataan lanjutan.

Ia menjelaskan dari total 11 kecamatan di Pasaman Barat, sebanyak 10 kecamatan sudah terdampak banjir, yakni Kinali, Pasaman, Sasak Ranah Pasisia, Gunung Tuleh, Sungai Aua, Lembah Melintang, Koto Balingka, Ranah Batahan, dan Sungai Beremas.



Padang Panjang

Di Kota Padang Panjang sebanyak 7 korban banjir bandang di Kota Padang Panjang, Sumatra Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Banjir bandang menerjang jembatan Kembar Padang Panjang, Sumatera Barat pada Kamis (27/11) siang, memutuskan akses jalan dari Padang menuju Bukittinggi akibat tertutup material banjir bandang.

Banjir bandang terjadi di kawasan jembatan kembar di Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kamis (27/11/2025) siang. Air tiba-tiba datang menghantam badan jalan dan jembatan serta menyapu warung di pinggir jalan dan rumah warga, termasuk pengendara yang berteduh. 

Berdasarkan data terbaru Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar per Jumat pagi, 28 November 2025, total 22 korban meninggal dunia telah ditemukan, dan upaya heroik tim DVI berhasil mengidentifikasi 20 di antaranya.

Kasubdit Dokpol Polda Sumbar, dr. Eka Purnama Sari, melaporkan bahwa proses identifikasi berlangsung intensif di sejumlah posko yang tersebar, mulai dari Polresta Padang, RS Bhayangkara Padang, RSUD dr. Rasyidin Padang, hingga di posko Polres Bukittinggi, Padang Pariaman, dan Pasaman Barat.

“Dari total 22 korban meninggal dunia, 20 orang telah teridentifikasi, terdiri dari 9 perempuan dan 11 laki-laki. Saat ini, masih ada 2 jenazah yang belum teridentifikasi (satu perempuan dewasa dan satu anak laki-laki). Selain itu, 5 korban masih dalam perawatan medis,” ungkap Kasubdit Dokpol Polda Sumbar, dr. Eka Purnama Sari, dalam keterangan tertulisnya, Jumat pagi (28/11/2025).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat mencatat, estimasi kerugian sementara dampak bencana banjir, tanah longsor. Ia mengatakan, kerugian akibat bencana banjir di Tanah Minang mencapai Rp6,53 miliar.

"Kerugian sementara Rp6.533.800.000. Dengan dampak terbesar terjadi di Kabupaten Padang Pariaman dengan kerugian sementara Rp4.891.000.000," kata Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar Arry Yuswandi dalam keterangan pers, dikutip dari RRI, Jumat (28/11/2025). 

Ia mengatakan, data tersebut bersifat sementara, tepatnya per Kamis (27/11/2025) pukul 12.00 WIB. Data tersebut dihimpun dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) di 13 kabupaten dan kota di provinsi itu.

Ia menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Sumbar terus melakukan pemantauan 24 jam dengan memperkuat koordinasi. Dan memastikan penanganan dilakukan cepat sesuai prosedur operasional standar tanggap darurat.

"Kita berharap bencana ini segera berlalu. Semoga Allah menjaga masyarakat Sumbar," ujar dia.

Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan data korban terkait bencana banjir dan longor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Data BNPB menunjukkan jumlah korban jiwa di tiga wilayah itu mencapai 72 orang. (*)

Tags