Militer Pilih Gabung Gen-Z, Presiden Madagaskar Melarikan Diri
ANTANANARIVO (tanjaxNews) - Presiden Andry Rajoelina dilaporkan telah melarikan diri dari Madagaskar untuk melindungi hidupnya di tengah demo besar-besaran Gen-Z yang dimulai sejak 25 September 2025 lalu.
Namun Rajoelina membantah ia kabur dari negara itu. Ia mengonfirmasi dalam pidato langsung Facebook pada Senin (13/10/2025) bahwa ia telah melakukan perjalanan ke lokasi yang aman dari ibukota Antananarivo, menyusul laporan dan yang ia sebut sebagai rumor bahwa ia telah diterbangkan keluar negara tersebut pada hari Minggu.
Pria berusia 51 tahun itu tidak mengungkapkan keberadaannya.
Rajoelina seharusnya menyampaikan pidato di televisi pada Senin sore, tetapi pidatonya ditunda setelah "sekelompok angkatan bersenjata mengancam akan mengambil alih media milik negara", kata pihak Rajoelina di Facebook.
Sebelumnya, mantan perdana menteri Christian Ntsay dan pengusaha Mamy Ravatomanga, sekutu dekat presiden, terbang ke Mauritius dengan jet pribadi pada Sabtu malam, menurut laporan setempat.
Demonstrasi di Madagaskar mengikuti tren global gerakan protes Gen Z, termasuk di Nepal, yang menyebabkan penggulingan Presiden Nepal KP Sharma Oli pada awal September.
Demo Madagaskar tersebut, awalnya digalang di media sosial oleh sebuah kelompok bernama Gen Z Mada.
Pasukan keamanan telah menggunakan kekerasan untuk membubarkan demonstrasi, sementara petugas yang mendukung para pengunjuk rasa telah mengambil alih kendali polisi paramiliter di negara bekas jajahan Perancis tersebut.
Sekitar seribu orang berkumpul pada hari Minggu di Place du 13 Mai yang simbolis di Antananarivo, di depan balai kota, untuk merayakan pasukan Capsat.
Menjelang tengah hari, tiga kendaraan lapis baja berjalan melewati kerumunan yang bersorak-sorai, membawa tentara yang melambaikan tangan dan tersenyum, senjata di tangan, sementara para demonstran melambaikan bendera Madagaskar.
Seorang jenderal senior angkatan darat mengatakan pasukan keamanan bekerja sama untuk menjaga ketertiban.
Sebuah unit militer yang kuat memberikan dukungannya kepada para pengunjuk rasa, melemahkan cengkeraman Rajoelina terhadap kekuasaan.
Dia mengatakan pada hari Minggu bahwa upaya perebutan kekuasaan sedang berlangsung.
Pada Senin kemarin, mahasiswa dan warga setempat berkumpul di dekat Universitas Ankatso di pinggiran ibu kota sebelum berbaris menuju pusat kota.
"Masa depan negara ini bergantung pada saya, pada Anda, pada kita semua," ujar salah satu remaja berorasi di depan ratusan orang, mendesak mereka untuk tidak membiarkan gerakan kehilangan momentum.
"Kita dapat melihat dengan jelas bahwa demokrasi di Madagaskar sama sekali tidak dihormati," kata seorang korlap lainnya.
"Mereka bahkan menghancurkannya dengan brutal," ujarnya.
Distrik Ankatso adalah tempat lahirnya pemberontakan tahun 1972 yang berujung pada penggulingan presiden pertama pulau yang dilanda kemiskinan itu, Philibert Tsiranana.
![]() |
| Para pengunjuk rasa di Antananarivo, Madagaskar, memeluk kendaraan militer, 13 Oktober 2025. [© Siphiwe Sibeko/Reuters] |
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan keprihatinannya atas situasi di bekas koloni negaranya. PBB menyebut sedikitnya 22 orang tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.
Berbicara dari pertemuan puncak di Mesir, Senin (13/10/2025) Macron menolak berkomentar apakah Rajoelina telah dievakuasi oleh Prancis.
"Saya tidak akan mengonfirmasi apa pun hari ini," ujarnya. "Saya hanya ingin menyampaikan kekhawatiran kami yang mendalam."
Sebuah sumber militer mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Rajoelina meninggalkan Madagaskar pada hari Minggu dengan menumpang pesawat Casa Angkatan Darat Prancis, setelah dibawa ke Bandara Sainte Marie dengan helikopter.
Kepergian presiden dilaporkan terjadi setelah sejumlah unit militer membelot pada hari Sabtu, dan Rajoelina mengecam tindakan tersebut sebagai “upaya perebutan kekuasaan secara ilegal dan dengan kekerasan”.
Beberapa jam setelah komentarnya, unit elit militer CAPSAT, yang memainkan peran penting dalam membawa Rajoelina berkuasa melalui kudeta tahun 2009, menyatakan telah mengambil alih kendali militer negara. Sebelumnya, unit tersebut telah mengumumkan akan "menolak perintah untuk menembak" para demonstran.
Protes di Madagaskar dimulai pada tanggal 25 September akibat pemadaman air dan listrik, tetapi segera menimbulkan keluhan yang lebih luas mengenai biaya hidup, kemiskinan, dan dugaan korupsi pemerintah, dengan banyak yang menuntut pengunduran diri Rajoelina.
Sampai saat ini kantor kepresidenan belum memberikan kejelasan mengenai keberadaan Rajoelina, dengan laporan sepanjang hari yang mengatakan dia telah meninggalkan negara tersebut.
![]() |
| Beberapa tentara meninggalkan barak mereka untuk memberikan dukungan mereka terhadap gerakan protes tersebut. [AFP] |
Para pengunjuk rasa di Madagaskar menunggu Rajoelina yang sedianya dijadwalkan untuk berbicara pada Senin sore. Seorang mahasiswa Finaritra Manitra Andrianamelasoa, 24 tahun, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ia berharap presiden akan meminta maaf dan dengan sungguh-sungguh mengumumkan pengunduran dirinya.
"Setelah itu, kami dapat mempertimbangkan penyelenggaraan pemilihan umum dan menentukan siapa yang cocok untuk mengambil peran kepemimpinan," ucapnya.
Steven Rasolonjanahary, remaja berusia 19 tahun, mengatakan: "Kami sudah mengharapkan beliau menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh warga Madagaskar, karena kami telah kehilangan banyak korban, termasuk kerabat, yang terluka selama protes tersebut."
Sumber: Reuters, RFI, Al Jazeera, AFP


