News Breaking
Live
update

Breaking News

Maria Corina Machado Pendukung Genosida Israel Dapat Nobel Perdamaian

Maria Corina Machado Pendukung Genosida Israel Dapat Nobel Perdamaian

Maria Corina Machado. [AP]


tanjaxNews.com, WASHINGTON DC - Pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2025 pada Jumat (10/10/2025) karena dinilai berjasa dalam memperjuangkan demokrasi dan menentang rezim otoriter di negaranya.

Pemberian nobel perdamaian untuk Machado mendapat sorotan The Council on American-Islamic Relations (CAIR atau Dewan Hubungan Amerika-Islam, organisasi hak-hak sipil dan advokasi Muslim terbesar di Amerika Serikat. CAIR meminta Maria Corina Machado, untuk meminta maaf dan mencabut dukungannya  terhadap fasisme anti-Muslim di Eropa  dan  aliansinya dengan Partai Likud Israel yang secara terbuka rasis. 

CAIR mengecam pemberian Hadiah Nobel Perdamaian kepada Maria Machado sebagai " penghinaan dan tidak dapat diterima.

Organisasi itu juga menyatakan bahwa keputusan komite Hadiah Nobel untuk mengakui Machado meskipun ia mendukung gerakan rasis, anti-Muslim, dan fasis merupakan "penghinaan" bagi banyak calon penerima penghargaan di seluruh dunia yang memperjuangkan keadilan bagi semua orang, termasuk para jurnalis, aktivis, dan politisi yang telah mengambil risiko besar untuk menentang genosida di Gaza.

Machado dikecam karena pembelaannya terhadap tindakan genosida Israel terhadap rakyat Palestina.

Dalam sebuah tweet yang diunggah di X, María Corina Machado mengatakan: "Hari ini, semua orang yang membela nilai-nilai Barat berdiri bersama Negara Israel; sekutu sejati kebebasan," disertai dengan bendera Israel dan Venezuela.

Media Tunisia, Tunisie Numerique menulis, dengan pesan ini, tokoh oposisi liberal secara eksplisit menempatkan kubunya pada posisi geopolitik yang sensitif.

"Dalam lanskap politik Venezuela yang sangat terpolarisasi, cuitan seperti itu kemungkinan akan memancing reaksi beragam: dukungan dari sebagian oposisi yang terikat dengan Barat, dan kritik dari sektor-sektor yang dekat dengan kekuasaan yang mengecam apa yang mereka anggap sebagai keberpihakan ideologis," sebut media tersebut.




Tangkapan layar tweet Maria Corina Machado di akun X yang mendukung Israel

CAIR  yang berkantor pusat di Washington, DC lewar siaran pers yang mereka keluarkan mengatakan :

“Hadiah Nobel Perdamaian seharusnya diberikan kepada individu yang telah menunjukkan konsistensi moral dengan berani memperjuangkan keadilan bagi semua orang, bukan kepada politisi yang menuntut demokrasi di negaranya sendiri sambil mendukung rasisme, kefanatikan, dan fasisme di luar negeri. 

“Kami sangat tidak setuju dengan keputusan komite Hadiah Nobel untuk memberikan hadiah perdamaian tahun ini kepada Maria Corina Machado, seorang pendukung Partai Likud rasis Israel yang awal tahun ini menyampaikan pidato di sebuah konferensi fasis Eropa, termasuk Geert Wilders dan Marie Le Pen, yang  secara terbuka menyerukan Reconquista baru , merujuk pada pembersihan etnis Muslim dan Yahudi Spanyol pada tahun 1500-an.

Kami mendesak Ibu Machado untuk mencabut dukungannya terhadap Partai Likud dan fasisme anti-Muslim di Eropa. Jika beliau menolak, Komite Hadiah Nobel harus mempertimbangkan kembali keputusannya, yang telah merusak reputasinya sendiri. Seorang fanatik anti-Muslim dan pendukung fasisme Eropa tidak pantas disebut bersama orang-orang seperti Dr. Martin Luther King, Jr., dan para peraih Nobel Perdamaian lainnya yang layak.

Komite Hadiah Nobel Perdamaian seharusnya memberikan penghargaan kepada penerima penghargaan yang telah menunjukkan konsistensi moral dengan berani memperjuangkan keadilan bagi semua orang, seperti salah satu mahasiswa, jurnalis, aktivis, dan tenaga medis yang mempertaruhkan karier dan bahkan nyawa mereka untuk melawan kejahatan di zaman kita: genosida di Gaza.

Pada bulan Februari, Machado menyampaikan pidato virtual di konferensi Patriots of Europe yang berhaluan kanan jauh di Madrid, yang pembicaranya termasuk para ekstremis anti-Muslim Geert Wilders, Marie Le Pen, dan Viktor Orban.

Reuters melaporkan pada bulan Februari, "Semua pembicara mengecam imigrasi dan sebagian besar menyerukan "Reconquista" baru, merujuk pada penaklukan kembali wilayah-wilayah Semenanjung Iberia yang dikuasai Muslim oleh kerajaan-kerajaan Kristen pada Abad Pertengahan. Sebelumnya, mantan Menteri Keuangan Estonia, Martin Helme, memulai demonstrasi tersebut setelah pesan video dari pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado."

Machado telah menjadi pendukung kuat pemerintah Israel, khususnya Partai Likud yang berhaluan kanan ekstrem, anti-Muslim, dan rasis yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu. Machado secara pribadi menandatangani "aliansi" formal antara partai politik Venezuela-nya dan Partai Likud pada tahun 2020. Ia juga menyatakan, "Perjuangan Venezuela adalah perjuangan Israel."

Machado juga mengatakan bahwa dia akan memindahkan Kedutaan Besar Venezuela di Israel ke Yerusalem sebagai pengakuan atas pendudukan ilegal Israel di seluruh kota tersebut.

CAIR tak hanya mengutuk tindakan Israel terhadap warga Gaza, organisasi hak-hak sipil dan advokasi Muslim terbesar di negara itu, hari ini mengutuk serangan antisemit neo-Nazi yang dilaporkan di Missoula, Montana.

"Serangan neo-Nazi antisemit yang diduga ini merupakan pengingat yang meresahkan akan meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh ideologi supremasi kulit putih dan neo-Nazi," ujar  Direktur Komunikasi Nasional CAIR, Ibrahim Hooper

"Kami berdiri dalam solidaritas dengan komunitas Yahudi – dan semua komunitas minoritas lainnya – di Montana dan di seluruh negeri karena kekerasan yang bermotif bias sayangnya meningkat di seluruh negeri," tandasnya.  (Oce)

Tags