Bansos Tak Diakomodir Pemko, Anggota Dewan Ngamuk

TANJAKNEWS.COM, PEKANBARU -- Abu sisa pembakaran proposal Bansos dan koran oleh anggota DPRD Pekanbaru, Said Abdul Jalil terlihat masih berserakan di lantai ruang komisi I. Sejak kejadian Selasa hingga Kamis (26/12) belum ada tanda-tanda dibersihkan.
Saat Tanjaknews.com mencoba masuk, ruang Komisi I tersebut masih sepi dan belum dirapikan petugas sekretariat dewan. Beberapa kursi masih berada dalam posisi semrawut, sementara abu sisa pembakaran yang dilakukan Said Abdul Jalil selasa lalu juga masih ada. Aroma di ruang yang mengurusi masalah-masalah hukum dan politik tersebut terasa pengap.
Kronologi insiden Said
Aksi main bakar Said bermula ketika politisi PDIP tersebut mengikuti rapat Badan Anggaran dengan seluruh Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD). Rapat Banggar tersebut membahas semua kegiatan yang tertuang di RAPBD Kota Pekanbaru, tahun 2014 mendatang. Di tengah rapat Said tiba-tiba keluar ruang sambil mengomel, "Semua sibuk membahas kepentingan pemerintah, sementara kepentingan rakyat tidak dipedulikan."
Dari ruang ruang rapat, Said bergegas menuju ruang fraksi PDIP. Sayangnya pintu ruang tersebut terkunci. Said pun tambah tersulut emosinya, sebuah tendangan mendarat di pintu masuk ruang fraksi PDIP tersebut.
Tak puas, ia pun bergerak menuju ruang Komisi I. Disinilah Said meluapkan kekecewaannya, dan membakar sejumlah koran dan proposal yang tidak diakomodir tersebut.
Akibat pembakaran proposal dan tumpukan koran itu ruang komisi I pun dipenuhi asap mengepul . Said yang ditanya alasannya melakukan aksi tersebut mengaku dirinya kecewa dengan respon Setko Pekanbaru yang mengacuhkan proposal Bansos yang diajukannya..
"Pemerintah apa ini, kita yang jadi wakil rakyat dibuat seperti pembohong. Yang dibahas kepentingan pemerintah, kepentingan rakyat tak dipedulikan. Bansos ini saya ajukan sesuai dengan hasil reses saya ke konstituen yang ada di Dapil saya," jawabnya.
Tak hanya kecewa dengan respon setko Pekanbaru, Said juga mengecam. sikap sejumlah koleganya di dewan yang dinilainya hanya sibuk mengurus RAPBD 2014.
"Harusnya kawan-kawan yang lain ingat dengan janji mereka kepada rakyat. Semua kan tertampung dalam reses. Rakyat menagih kami," pungkasnya.
Sementara itu Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Pekanbaru Said Usman tak bisa dihubungi untuk diminta tanggapannya selaku Ketua BK atas tindakan melanggar etika dari salah seorang anggota dewan tersebut.
Perlu Kursus Kepribadian
Namun dalam beberapa kasus serupa sebelumnya, Ketua BK DPRD Said Usman Abdullah, pernah mengusulkan tidak ada salahnya memberi kursus kepribadian kepada anggota dewan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan menghilangkan citra premanisme.
Aksi berbau premanisme dan tindakan tidak terpuji sebelumnya juga pernah terjadi. Diantaranya aksi penyiraman air botol mineral antara anggota fraksi Golkar, Yose Saputra dengan rekannya di Komisi I, Kamaruzaman.
Kemudian, kasus pamer pantat Yose Saputra yang diperlihatkan pada dua wartawan yang posko di DPRD Pekanbaru, dan terakhir, pengaduan antara sesama anggota BK yakni Muhammad Navis dari PBB yang melaporkan Muhammad Fadri politisi PKS terkait pelanggaran kode etik. Semua kasus yang pernah terjadi tersebut menurut Said Usman karena kurangnya kesadaran dan pengendalian diri anggota dewan.
"Begitu juga pada partai, BK mengimbau untuk melakukan evaluasi secara internal terhadap kadernya yang duduk di DPRD Pekanbaru," pesan Said Usman. ***
Powered by Telkomsel BlackBerry®