News Breaking
Live
update

Breaking News

Tim Dokter RSUD di Pekanbaru Lakukan Operasi Pengangkatan Rahim, Ini Pesan Dokter

Tim Dokter RSUD di Pekanbaru Lakukan Operasi Pengangkatan Rahim, Ini Pesan Dokter



PEKANBARU (tanjaxNews) - Tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad (AA), kembali berhasil melakukan tindakan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) dengan myome menggunakan tindakan laparoskopi. Operasi dengan tindakan laparoskopi ini terus dikembangkan karena lebih minim luka sayatan dan pasien juga dapat lebih cepat bisa beraktivitas. 

Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas, Endokrin dan Reproduksi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, dr Imelda Hutagaol, Sp.OG, Subsp FER mengatakan, kali ini pelaksanaan operasi pengangkatan rahim dan myome dilakukan kepada pasien yang sudah berusia 44 tahun. Sebelum tindakan ini dilakukan, pasien kerap mengalami pendarahan dan jika menstruasi bisa hingga dua sampai tiga pekan.

“Pasien saya kali ini berusia 44 tahun dengan ada tumor didinding rahim ada myome dan sering pendarahan. Awalnya hanya akan dilakukan pengangkatan tumor, karena pertimbangan usia dan pasien sudah bersedia pengangkatan rahim, karena itu dilakukan pengangkatan rahim,” katanya.

Dijelaskan dr Imelda, dengan metode laparoskopi, saat tindakan operasi seperti ini luka bekas operasi pada pasien akan sangat minim. Karena itu, waktu pemulihan pasien juga bisa lebih cepat.

“Dengan metode ini, penyembuhan pasien pasca operasi hanya berkisar dua hari saja. Setelah itu pasien sudah boleh pulang, metode ini cukup efektif saat ini,” paparnya.

Menurut dr Imelda, berkembangnya tumor pada dinding rahim dan juga myome biasanya terjadi karena ada beberapa faktor. Seperti faktor genetik dan juga pola makan yang tidak sehat. 

“Berkembangnya tumor pada rahim dan juga myome bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Bisa karena faktor keturunan, juga bisa karena pola makan yang tidak sehat. Seperti mengkonsumsi makanan cepat saji, tinggi karbohidrat, kurang serat dan juga tidak rajin olahraga,” sebutnya. 

Karena itu, saat ini tidak jarang pasien dengan kondisi usia masih relatif muda juga bisa menderita tumor pada dinding rahim dan juga myome. Karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk terus menjaga pola hidup sehat.

“Umur berapapun bisa mengalami penyakit seperti ini. Karena itu hendaknya bisa menjaga pola makan, batasi makanan tinggi karbohidrat dan juga olahraga secara teratur,” ajaknya. 

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga mengimbau jika ada masyarakat yang memiliki masalah seputar hormon, sistem reproduksi wanita, dan kesuburan jangan ragu untuk berobat ke RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.

“Karena RSUD Arifin Achmad saat ini memiliki dokter - dokter yang handal di bidangnya dengan peralatan yang sangat mendukung,” ujarnya. 

Risiko efek samping

Dkutip dari medcom.id, meski operasi pengangkatan rahim umumnya memiliki efektivitas yang tinggi dalam mengatasi penyakit, tidak dapat menutup fakta bahwa tetap ada risiko efek samping atau komplikasi di balik prosedur ini. Nah, inilah yang bisa dirasakan setelah mengalami pengangkatan rahim.
 
1. Menopause

Jika rahim diangkat, tentu proses menstruasi akan berhenti. Menopause akan terjadi meskipun kamu belum berumur lanjut usia, jika rahim sudah diangkat.

Kondisi ini dapat menimbulkan beragam gangguan, seperti sulit tidur, hot flashes (munculnya sensasi panas dari dalam tubuh), vagina kering, sakit saat berhubungan seksual, hasrat seksual menurun, sampai perubahan suasana hati yang tidak menentu.
 
2. Infertilitas

Operasi angkat rahim akan menyebabkan infertilitas atau kemandulan. Hal ini tentu akan berdampak pada kondisi mental orang yang menjalaninya, terlebih bagi wanita yang masih ingin memiliki anak.
 
3. Efek samping obat bius

Efek samping yang terjadi tak hanya diakibatkan oleh tindakan operasi, tapi bisa juga karena obat yang digunakan untuk membantu kelancaran prosedur ini. Salah satu obat yang digunakan pada operasi angkat rahim adalah anestesi atau obat bius.

Anestesi dapat menimbulkan beragam efek samping. Efeknya pun seperti sakit tenggorokan, mulut kering, nyeri otot, mengantuk, gatal-gatal, serta mual dan muntah.

Anda juga bisa merawat diri di rumah setelah melakukan pengangkatan rahim. Menurut dr. Airindya Bella dalam Alodokter menyarankan perawatan di rumah agar lekas membaik, antara lain:
 
- Beristirahat yang cukup dan hindari mengemudi
- Tidak berdiri terlalu lama
- Tidak mengangkat beban berat
- Menggunakan obat pencahar jika terkena sembelit
- Tidak berhubungan seks selama 4-6 minggu atau sampai vagina benar-benar sembuh
- Hindari minuman beralkohol dan rokok. (mcr/tncm)

Tags