News Breaking
Live
update

Breaking News

Syekh Rasyidin Kari Bagindo, Pejuang dan Pendidik dari Kapau

Syekh Rasyidin Kari Bagindo, Pejuang dan Pendidik dari Kapau



Oleh: Zulfadli Aminuddin

SALAH seorang namanya yang sering disebut oleh warga Nagari Kapau sejak dahulu adalah Rasyidin bin Abbas gelar Kari Bagindo, atau lebih dikenal dengan sebutan Inyiak Katik atau Inyiak Khatib. Beliau dilahirkan pada tahun 1918 dari pasangan Haji Abbas Chatib dan Sada (Sa'ada), sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara.

Rasyidin sejak masa mudanya dikenal seorang yang jujur dan patuh, ikhlas dan tenang, berkat didikan orangtuanya yang tegas dan disiplin. Setamat Sekolah Desa (SD) beliau masuk sekolah agama Perti atau Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Kapau, (lama belajar 7 tahun saat itu) yang didirikan oleh ayah beliau Haji Abbas Chatib dan kawan kawan.

Setelah menamatkan pendidikan selama tujuh tahun di MTI Kapau,  beliau turut mengajar di almamaternya. Kemudian tatkala Indonesia merdeka beliau terpilih menjadi Wali nagari pertama setelah kemerdekaan, tapi tidak lama karena bertentangan dengan keinginannya. Setelah itu beliau pergi ke Malaysia dan ketika pulang ke kampung halaman dibawanya sebuah radio, yang kemudian disumbangkan untuk perjuangan menghadapi Belanda dan terkenal dengan sebutan "radio rimba". Disamping beliau juga ikut terjun berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dan ternyata radio ini sangat berjasa bagi para pejuang menyiarkan berita-berita seputar perjuangan kemerdekaan. 

Sebelum kemerdekaan dan sebelum zaman Jepang, Rasyidin menikah dengan Ummi Aisyah gadis satu desa/nagari dan memiliki dua orang putra yang diberi nama Aslim dan Harmen. Kemudian setelah Indonesia merdeka beliau menikah lagi dengan gadis satu desa juga yang bernama Ummi Nurhanah dan dari isteri kedua ini melahirkan dua orang putri yang diberi nama Azmi dan Aizar. 

Di antara bekas pejuang kemerdekaan beliau termasuk salah seorang yang mendapat kesempatan diangkat menjadi pegawai pemerintah di kementerian agama dan ditempatkan di kantor urusan agama. Namun demikian hatinya terusik dan tidak merasa tenang karena almamater dan tempat beliau mengajar yaitu MTI Kapau sempat ditutup karena terjadinya PRRI pada tahun 1958. Namun keterkaitan tugas dan kesibukan sebagai aparatur pemerintahan, beliau tidak dapat berbuat banyak membantu madrasah.

Ketika tugasnya berakhir di pemerintahan alias pensiun, Buya Rasyidin Kari Bagindo yang sering dipanggil oleh para santrinya, tidak tinggal diam. Beliau kembali mengumpulkan pengurus MTI Kapau yang sudah tidak aktif karena MTI sudah tutup sejak PRRI. Dengan semangat yang tinggi beliau dan kawan-kawan mendirikan kembali MTI Kapau yang sudah mati suri. Dengan dukungan masyarakat dan juga para alumni Alhamdulillah MTI Kapau dapat dihidupkan kembali yang terkenal dengan semboyan "mambangkik batang tarandam".

Dengan visi dan misi beliau yang sangat kuat dan jauh ke depan, MTI Kapau dapat didirikan kembali pada tahun 1975 dan perlahan namun pasti berjalan dengan baik sejak tahun tersebut. Bahkan kepercayaan masyarakat baik di kampung maupun di rantau sangat tinggi, terbukti berhasil dibangunnya gedung belajar yang baru bertingkat dua. Yang unik dari beliau disamping sebagai ulama juga punya keahlian memperbaiki jam/tukang jam sejak masih muda, dapat ditemui banyak perkakas tukang jam di rumah beliau.

Di dalam organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) beliau juga aktif sejak masa muda sampai menjadi partai politik yaitu Partai Islam Perti. Setelah partai Perti terbagi dua di zaman orde baru menjelang pemilu 1971, yang satu bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengikuti partai-partai Islam lainnya, beliau mengikuti yang ini. Sedangkan pecahan yang satu lagi bergabung ke Golkar.

Syekh Rasyidin Kari Bagindo atau Inyiak Khatib, atau Buya Kari Bagindo tidak lama melihat hasil perjuangannya karena pada tanggal 8 Maret 1986 beliau berpulang ke Rahmatullah memenuhi panggilan-Nya. 

Beliau pribadi yang sederhana, rumah yang tidak mewah, tidak ada meninggalkan harta yang banyak. Tidak hanya jujur, teguh pendirian dan teladan bagi muridnya tapi juga sangat dihormati di masyarakat. Hasil karya beliau di bidang pendidikan umat tidak berhenti tapi tetap dilanjutkan oleh generasi penerus, dan sampai sekarang tahun 2025 keberadaan MTI Kapau masih diakui dan telah menamatkan ribuan santri, dan telah berhasil di berbagai bidang dan profesi. (*)

Tags